BEIJING - Polisi di China bagian tengah menggerebek suatu tempat yang diduga menjadi basis untuk melatih para hacker. Tempat itu secara terbuka merekrut ribuan anggota secara online. Sekolah ini beromzet lebih dari 7 juta yuan (sekitar Rp 9,6 miliar) hanya dari iuran keanggotaan. Mereka pun menampung 170 ribu anggota yang mendaftar keanggotaan secara gratis.
Penggerebekan di provinsi Hubei itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa China tampaknya menjadi pusat kejahatan internet tingkat global. Bulan lalu, pengelola laman terkemuka pencari informasi, Google, mengaku bahwa layanan email mereka disabotase oleh para hacker China, yang menyusup ke akun para aktivis hak asasi manusia. Mereka pun mengacak-acak jaringan komputer pada sedikitnya 20 perusahaan.
Dalam operasi di Hubei, polisi menangkap tiga orang. Mereka diduga mengelola suatu laman hacker yang disebut Black Hawk Safety Net. Laman itu memuat materi teknik-teknik sabotase dan piranti lunak Trojan.
Melalui program Trojan, peretas bisa menembus jaringan komputer dari luar dan selanjutnya bisa mengintip bahkan mengendalikan sistem komputer yang menjadi target mereka. Black Hawk Safety Net telah merekrut lebih dari 12 ribu anggota berbayar. Para anggota diberi sejumlah pelatihan bagaimana mensabotase jaringan komputer atau internet berikut piranti lunak sabotase.
Dalam penggerebekan di Heibei, polisi menyita sembilan server, lima unit komputer, dan sebuah mobil. Mereka pun menutup semua laman yang terkait dengan kasus sabotase itu. Tak hanya itu, polisi juga membekukan aset para pelaku senilai 1,7 juta yuan (sekitar Rp 2,3 miliar). Sementara itu, pejabat pemerintah Hubei menolak berkomentar atas penggerebekan itu.
Sumber: republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar